Korea Selatan juga salah satu negara obyek para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Baik itu perempuan maupun laki-laki.
Negeri Ginseng itu disebut-sebut berikan sarana yang mumpuni membuat para pekerja asing. Pendapatan bulanan pun mampu meraih puluhan juta rupiah.
Namun untuk mampu bekerja di Korea Selatan tak melulu gampang. Ada yang wajib bersabar, penantiannya panjang untuk mendapat pekerjaan di sana dengan les bahasa korea terlebih dahulu
Seorang wanita asal Indonesia yang tunggu cukup lama untuk mampu bekerja di Korea Selatan adalah Dian. Dia menceritakan pengalamannya lewat pembicaraan di channel YouTube Tanty Maria, yang juga jadi TKW di Korea Selatan.
Dian menjadi turut ujian kebolehan Bahasa Korea EPS-TOPIK untuk bekerja di sana tahun 2012. Tapi wanita berhijab itu baru mendapat kerjanya 2 tahun kemudian.
“Ujian tahun 2012, (nunggu) 2 tahun. Dari 2012 sampai 2014 sebetulnya cukup lama. Sempat membuat down telah enggak mau mikirin lagi. Sedangkan yang cowok nyaris semua berangkat duluan.
Dian menyebutkan jika pada 2012 itu mungkin yang sedang banyak diperlukan sebetulnya tenaga kerja pria. Sehingga cukup lama baginya sampai amat mendapat pekerjaan di Negeri Ginseng itu.
Namun sebetulnya tiap-tiap orang mampu berbeda-beda. Ada teman-teman TKW yang tak sampai setahun telah berangkat ke Korea Selatan. Seperti Tanty yang cuma tunggu 2 bulan
“Tergantung juga rezeki orang beda-beda sih. Harus sabar jika amat pingin ke Korea,” tutur Dian.
Selain itu, jika mau bekerja di Korea Selatan wajib siap mengeluarkan biaya juga. Uang yang dikeluarkan untuk sistem formal bekerja di Korea Selatan tidak sedikit.
Rekomendasi untuk anda klik disini
“Perkiraannya sih di atas Rp20 juta,” ungkap Dian.
Tekanan Kerja Tinggi
Kalau kerja di Korea, anda mesti siap dengan adanya tekanan kerja yang tinggi. Hal ini tidak terlepas berasal dari budaya kerja yang serius, cepat, dan berorientasi pada hasil dan keuntungan. Biasanya, para TKI dapat dituntut untuk laksanakan memproses sebanyak-banyaknya demi mencukupi kebutuhan pasar.
Tak jarang, mereka terhitung mesti lembur di dalam durasi yang panjang. Belum kembali mutu product terhitung mesti tetap dijaga. Inilah yang menjadikan pekerjaan di Korea penuh tekanan.
Ada Diskriminasi Gender
Risiko kerja di Korea Selatan selanjutnya terkait dengan diskriminasi gender. Sampai waktu ini, banyak perusahaan di Korea yang tetap membedakan perlakuan pada pekerja laki-laki dan perempuan. Termasuk bagi para tenaga kerja asing layaknya TKI.
Pekerja laki-laki diperlakukan jauh lebih baik dibanding pekerja perempuan. Dalam peningkatan karier pun, kesempatan pekerja laki-laki jauh lebih tinggi. Demikian halnya dengan urusan gaji, umumnya gaji pekerja laki-laki jauh lebih besar.
Namun demikian, kabar baiknya, hal ini sudah banyak diprotes dan sebagian perusahaan sudah menghapus diskriminasi gender di antara pekerjanya.